Venus and Mars Chapter 3

Title : Venus and Mars Chapter 3

Author : Me

Rating : PG 17

Genre : Romance

Cast :

Jungkook as Jen >> Pria berumur 21 tahun, penyuka sesama, karena itu ia mengubah statusnya menjadi seorang wanita dan bekerja sebagai wanita peNghibur (as Jen). Dia memiliki seorang adik yang telah lama disandra oleh seorang mafia, yang dulunya menghancurkan keluarganya. Dan ia harus memberikan uang sebesar 500 juta won untuk menebus adiknya.

Sera as Kim >> Wanita normal yang suka berpenampilan dan berkarakter seperti pria, berumur 19 tahun, seorang yatim piatu. Ia berprofesi sebagai seorang kriminal. Dan tidak mengetahui kalau Jen adalah seorang pria.

Jin >> Pria berumur 26 tahun, seorang mafia dan menyandra Janey (adik tiri Jungkook). Jin menyukai Sera dan dia adalah cinta pertama Sera.

Suga as Yoongi >> Berumur 25 tahun, dulunya memiliki hubungan dekat dengan Kim. Dan sampai saat ini ia masih memendam rasa suka pada wanita itu.

Rapmon as Namjoon >> Pria berumur 24 tahun. Pengawal setia Jin. Dan sebenarnya ia adalah kakak kandung Kim.

Janey >> Gadis yang berumur 20 tahun, adik angkat Jungkook. Dia menyukai Jin, mafia yang menyekapnya.

===***===

Opening song >> Alphabat – Attention

*** Venus and Mars ***>

Flashback

Kim berbalik “Yoongi? Bohong! Laki-laki itu tidak akan pernah meninggalkanku….” Setelah kalimat itu terucapkan sempurna, dengan segera Kim membawaku pergi dari hadapan pria asing yang bernama Yoongi itu serta meninggalkan sejuta pertanyaanku yang masih belum terjawab.

Yoongi POV 

Wanita itu pergi tanpa berkata banyak. Namun, kalimat yang baru saja ia ucapkan memang membuatku semakin bersalah. Baru kusadari, aku memanglah pria egois. Tak seharusnya aku meninggalkan Sera saat itu. Setelah perpisahan kami bertahun-tahun,harapanku pupus dengan pertemuan kami yang terbilang singkat ini. Dan kalimatnya itu benar-benar membuatku membisu seribu kali. Sedangkan maaf,bukanlah kata yang sepatutnya untuk menjawab kalimat itu. Lebih baik memilih mati daripada hanya sekedar meminta maaf.

12 tahun yang lalu, seminggu setelah incident di sungai

Malam itu, teriakan dan tangisan anak-anak terdengar dimana-mana. Asap hitam menggumpal di udara, menutupi sebagian gedung yang merupakan bangunan asrama. Para suster dan pengasuh terlihat panik. Berteriak mengomandoi setiap anak. Memanggil nama mereka satu persatu, memeriksa setiap kamar. Bergerak cepat sebelum api menghambat langkah mereka. 

Panti Asuhan itu terbakar hebat. Api menjalar ke setiap sudut, membuat tangis anak-anak semakin kencang. Pemadam kebakaran bekerja sigap, berusaha untuk memadamkan kobakaran api yang semakin membesar. Dari kejauhan, bangunan tua itu terlihat menyedihkan.

Suster-suster dan para pengasuh semakin panik melihat api yang tak kunjung padam. Mereka berlari dari satu kamar ke kamar yang lain, mengevakuasi setiap anak, menghitung jumlah mereka, berharap tak ada satupun yang tertinggal. Namun, Sera masih berada di dalam kamarnya. Terlihat memeluk teddy bear di dalam dekapannya. Sera menangis kencang, berteriak, memanggil seseorang. “Oppa…oppa…..” Teriak Sera dengan bercucuran air mata. 

Api menjalar cepat bagaikan sebuah rolling coaster. Sangat cepat sampai merambat ke kamar Sera. Sera semakin menangis, berteriak meminta pertolongan. Namun, usahanya menjadi sia-sia karena tidak ada yang mendengar teriakannya. 

Brak! 

“Seraaaaaa…..” Teriak seseorang yang berdiri di ambang pintu yang sebagian sudah terbakar. 

“Oppaaaa…..” Sera merasa lega melihat kehadiran oppa nya. Wajah bocah itu menghitam akibat asap dan panasnya ruangan itu. 

Dengan segenap keberanian, bocah itu menghadang kobaran api di depannya. Pakaian yang ia kenakan hampir terkena semburan api. Namun ia tetap maju ke depan demi menyelamatkan adik tersayangnya, Sera. 

“Kau aman sekarang…” Ujar bocah itu setelah sampai dan memeluk Sera. Sera tersenyum dan membalas pelukan oppanya.

“Seraaaaa…” Kali ini terdengar teriakan lagi. Seorang bocah yang mengingatkan Sera akan kejadian seminggu yang lalu. Bocah yang membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke sungai. Bocah itu kini mencari Sera, mencoba untuk menyelamatkan gadis kecil itu. 

Oppa mengangkat tubuh Sera, menggendongnya di punggung. Kemudian ia berjalan menghadang kobaran api. 

“kau tidak terlalu kuat untuk membawanya, serahkan padaku!

Oppa Sera berhenti, membalas ucapan itu “kita tidak punya banyak waktu, hyung!” ujarnya seraya terbatuk karena terlalu banyak asap yang terhirup. 

“Serahkan saja padaku!” Bocah itu semakin keras kepala. 

“Hyung! Kau ingin kita mati berlama-lama di sini!” Teriak Oppa Sera. 

Bocah itu tidak berhenti, ia tetap saja keras kepala. “Ani!” Bocah itu menahan Oppa Sera agar tidak bergerak. 

“Hyung! Aku tidak bisa mempercayai adikku padamu! Cukup sekali saja! Jauhi Sera dan jangan pernah mengganggunya lagi!” 

Buk! 

Bocah itu memukul wajah Oppa Sera. Sera terjatuh dan terguling hingga ke ujung tangga. Gadis itu terbatuk karena menghirup asap. Kedua matanya kesulitan dalam melihat. Asap semakin tebal, kobaran api semakin menjalar di sekitar bocah-bocah itu. Tapi yang mereka lakukan malah berkelahi, tak ada yang berusaha untuk mengakhiri perkelahian itu. Sera semakin terbatuk, nafasnya sesak. Tampaknya paru-paru mungilnya dipenuhi oleh asap. 

“Ya!” terlihat seorang pemadam kebakaran. Ia berhasil menemukan Sera. Tiba-tiba sebuah kayu besar jatuh hampir menimpa tubuh Sera. Pemadam kebakaran itu dengan sigap menyelamatkan Sera dan berlari ke luar gedung. Samar-samar Sera bergumam pelan “ahjussi….oppaku masih di dalam…” 

Pemadam kebakaran itu mendengar gumaman Sera. Ia berbalik, melihat kondisi bangunan yang semakin parah akibat api dan asap hitam. Itu menyulitkan baginya untuk mengevakuasi lagi. “Kondisinya terlalu membahayakan, kita tidak bisa kembali…” 

Sera mendapatkan bantuan kesehatan dengan segera. Perawat memasang tabung oksigen agar Sera kembali bernafas dengan normal. Sera terbaring lemah dengan masih memeluk teddy bear miliknya. Tampak air bening mengalir di pelupuk matanya. 

“Oppa….oppa….Namjoon oppa…..”

Seorang bocah menatap ke arah Sera dari kejauhan. Dia bukanlah Yoongi. Dia,  bocah yang menyelamatkan Sera dari arus sungai. 

Author POV 

Namjoon, serta beberapa pembunuh bayaran lainnya tengah mencari Kim. Mereka hanya diberikan waktu selama 48 jam untuk menemukannya. Jika tak berhasil, nyawa merekalah yang menjadi bayarannya. Jin, ketua mereka sangat serius dengan orang yang bernama Kim itu. Serius dalam artian, Kim Sera, wanita yang harus menjadi miliknya.

Namjoon beserta lima pria bertubuh kekar lainnya terlihat putus asa. Lima jam berlalu, waktu berjalan semakin cepat. Namjoon berputar di tempat yang sama, berjalan mondar-mandir di depan kereta tujuan Busan. Ia seperti kehilangan akal untuk menemukan Kim.  Namun, ia masih belum menemukannya. Sedangkan sang mentari perlahan mulai menampakkan wujudnya dari ufuk timur.

Sementara itu

Jin tengah berdiri di balkon ruangannya. Menatap langit malam yang dipenuhi oleh rintikan hujan. Sama halnya dengan Busan, Seoul juga dihadiahi hujan lebat malam ini.

Jin menghisap rokoknya lagi. Tampak gumpalan asap tembakau di sekitar tubuhnya. Jin beralih menatap jam tangannya. Delapan jam berlalu. Wajahnya terlihat tak sabar bertemu Kim secepatnya. Wanita yang ia cintai itu.

Sebuah tangan meraih rokok yang Jin hisap. “Sudah berapa kali kubilang? Berhentilah!” Bentak seorang wanita yang memiliki paras yang sangat cantik. Rambutnya sepanjang bahu, lurus dan tubuhnya yang ramping, membuat semua pria tergila-gila padanya. Namun tidak bagi Jin. Sera masih menjadi pemuja hatinya.

“Janey!” Teriak Jin tidak suka dengan sikap Janey yang suka mencampuri kesenangannya. “Ini bukan urusanmu!” Jin berusaha untuk merebut rokok itu dari genggaman Janey, namun gadis itu menahan tangan Jin. “Tidak akan pernah kuberikan!”

“Janey!” Teriak Jin untuk yang kedua kalinya, namun Janey tetap keras dan mematikan rokok itu dengan satu pijakan. “Aku menyayangimu oppa, karena itu aku peduli padamu…!” Ungkap Janey dan berlalu dari hadapan Jin. Sedangkan Jin menatap kepergian Janey tanpa menghentikannya.

*** Venus and Mars***

Sebulan setelah kebakaran

Sera, kini tinggal dan dibesarkan bersama para pengasuh yang baru. Panti asuhan mempercayakan anak-anak mereka untuk dititipkan ke panti asuhan yang lain. Beberapa anak telah diadopsi termasuk Yoongi, teman dekat Sera. 

Sera tertegun, melihat kepergian Yoongi. Kini gadis itu benar-benar sendiri, menunggu orang tua yang mau mengadopsinya. 

Setahun berlalu. Belum ada keluarga yang mau mengadopsi Sera. Gadis itu semakin terpukul, yang ia lakukan hanya melamun setiap waktu. Terus menunggu orang tua angkat. 

Keadaan semakin memburuk. Panti Asuhan mendapatkan rumor skandal. Lalu bangkrut dan Sera menjadi anak yang ditelantarkan. 

*** Venus and Mars ***

“oppa…oppa…” Kim terbangun dari mimpi buruk. Di dalam mimpi itu ia bertemu dengan Namjoon, sayangnya Namjoon mati tertembak oleh seseorang. Keringat dingin bercucur deras di pelipisnya. Ia kemudian terduduk dan berusaha untuk menormalkan deru nafasnya yang tak karuan.

“kau bermimpi lagi…” Suara Jungkook terdengar dari arah balkon. Saat ini mereka berada di lantai paling atas sebuah bangunan tak layak pakai. Hanya tempat itu yang dapat mereka tinggali untuk sementara waktu.

 Kim merapihkan rambut pendeknya. Menekan kedua pelipis, kepalanya terasa berat. Tatapannya tertuju ke lantai. “aku yakin kakakku masih hidup…” ujarnya pelan.

 Jungkook berbalik, tidak menatap langit kelam itu lagi. Sesuatu hal membuat Jungkook tertarik dengan ucapan Kim yang tidak pasti itu. Ini seperti menyangkut masa lalu Kim. Lagi pula ia masih penasaran dengan pria yang bernama Yoongi itu.

 Jungkook berjalan mendekati Kim yang terduduk di lantai. Kedua betisnya menekuk, terangkat, sedangkan kedua tangannya saling tertaut. Gadis itu terlihat berpikir, masih dengan kelakuan ‘prianya’.

 “aku selalu memimpikannya…” Kim memutar kepala menatap Jungkook. Pria itu masih terlihat seperti perempuan dengan semua atribut yang ia kenakan. Bahkan Kim tidak menyadari bahwa orang cantik yang berada di dekatnya itu adalah seorang pria. Penglihatan Kim seolah dibutakan oleh Jungkook.

 “Sera…itukah namamu?” Jungkook bertanya. Kim mengangguk sesaat, membuat Jungkook mengingat sesuatu yang sulit untuk ia ingat. Sepertinya ia pernah mengenal nama itu.

 “lalu…pria yang bernama Yoongi?” Jungkook kembali bertanya. Ia benar-benar ingin tahu masa lalu Kim. Ia merasa masa lalu Kim berkaitan dengan masa lalunya. Entahlah, ia juga belum yakin akan hal itu. Tapi rasa penasaran Jungkook, membawanya sebentar untuk tenggelam dengan masa lalu Kim.

 “aku tidak ingin mengingat nama itu…” jawab Kim. Wajah Jungkook yang semakin penasaran memudar setelah mendengar jawaban Kim. Rasa ingin tahunya berhenti sejenak, ia tidak ingin bertanya lebih banyak lagi. Cukup untuk hari ini.

Kim lalu berdiri. “kau mau kemana?” Jungkook menahan pergelangan tangan Kim.

 “mencari udara segar…”

“aku ikut bersamamu…”

Kim tertawa lebar. Sedangkan Jungkook terdiam, berpikir apakah dia melakukan sesuatu yang lucu? “kenapa tertawa?” tanya Jungkook.

“kau mencemaskanku? Haha…bahkan kau terlihat manis dengan tampang seperti itu…”

Jungkook terdiam lagi. Jantungnya berdebar. “Kim Sera…bisakah kau berhenti?” batin Jungkook. Pria itu semakin berdebar, mendengar pengakuan Kim serta tawanya yang khas, membuat pria cantik itu semakin gila. Jungkook menarik lengan Kim. “berhentilah tertawa…”

 Tawa Kim semakin lebar. Jungkook kehilangan akal sehatnya. Ia semakin menarik Kim mendekat ke arah tubuhnya. Jungkook ingin membuat Kim merasa ‘gila’ seperti dirinya.

BRAK!

 Jungkook berhenti mendekatkan wajahnya pada Kim. Mereka terusik dengan kehadiran seseorang.

 Namjoon melempar sebuah besi ke lantai, mencoba untuk mengagetkan Jungkook dan Kim “heh! mereka di sini rupanya…” seru Namjoon. Juga terlihat beberapa pengawalnya yang berbadan kekar hadir di ruangan tak beratap itu. Ikut meramaikan pertemuan mereka. Kim berjalan ke depan, tidak merasa cemas ataupun takut dengan kehadiran Namjoon.

 Kedua saudara bermarga Kim itu saling menatap. Sangat disayangkan mereka tidak mengenal satu sama lain.

 “apa yang membawamu kemari?” Kim menatap tajam ke arah Namjoon.             Namun sebaliknya, Namjoon malah mengabaikan tatapan Kim. Ia asik mematik rokok dan menghisapnya.

 “tak perlu berbasa-basi…seret mereka!” perintah Namjoon pada pengawalnya. Tak perlu menunggu waktu, mereka dengan segera menyeret Kim dan Jungkook.

 Kim melakukan perlawanan. Gadis tomboy itu menghajar beberapa pengawal. Menghadang mereka dengan beberapa pukulan. Gadis itu memang bakat berkelahi. Atau bisa dikatakan sudah menjadi hobinya.

 Tak berbeda dengan Kim, Jungkook juga ikut berkelahi, menghajar semua pengawal-pengawal itu dengan kedua tangannya.

 “ya! Jika kau tidak berhenti, aku akan menghabisi adikmu…” Namjoon berbicara pada Jungkook. Pria itu mulai mengancam.

 Mereka berhenti melawan. Kalimat Namjoon benar-benar mengancam posisi Jungkook.

 “kalau kau tidak patuh, adikmu yang menjadi imbalannya…” ucap Namjoon dingin. Ia melempar rokok yang ia hisap ke arah Kim. Kim kembali menatap pria itu dengan tajam, kemudian menatap Jungkook yang kebingungan.

 Namjoon tersenyum merendahkan “bawa mereka…”

Pengawal-pengawal berbadan kekar itu menarik tubuh Kim dan Jungkook dengan paksa. Membawa mereka menghadap sang ketua, Jin.

*** Venus and Mars ***

Pengawal itu mendorong tubuh Kim hingga tersungkur ke lantai. Mereka mendongak, melihat kondisi ruangan itu. Sangat gelap. Sedetik kemudian, ruangan itu menjadi terang. Di tengah ruangan itu terdapat sebuah kursi kayu dengan tali yang dibiarkan di lantai. Kemudian terdengar langkah kaki memasuki ruangan itu. Tak hanya satu, namun dua orang.

Jungkook yang terduduk di lantai tampak terkejut setelah melihat kehadiran orang-orang itu. Setelah sekian tahun lamanya berpisah, akhirnya Jungkook melihat adiknya lagi, Janey. Meskipun begitu, Janey tidak dapat mengenal Jungkook yang berpenampilan berbeda. Janey, terlihat baik-baik saja. Ia tumbuh sebagai gadis dewasa yang cantik. Bahkan penampilan Janey itu membuat Jungkook lega. Janey sungguh beruntung tidak terluka.

“lama tidak berjumpa Kim…” suara Jin menggaung di ruangan itu. Ia melangkah semakin dekat. Meraih tubuh Kim yang tersungkur di lantai. Tangan besar Jin menyentuh wajah Kim, menahannya agar gadis itu menatap hanya ke arahnya. Deru napas Kim yang penuh tekanan menerpa wajah Jin. Kim berusaha menahan amarahnya. Jin tersenyum miring kembali bersuara. “aku ingin melihat reaksimu saat di sungai waktu itu…apakah tetap memerah menahan malu, atau memerah menahan amarah…”

Deru napas Kim melambat. Kalimat Jin membuatnya bingung. Jin berdiri, kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. “aku sudah mendapatkan apa yang ku inginkan…dan sekarang gilirannya…kau mati…” Jin menyodorkan pistol ke arah Namjoon. Membuat Namjoon kaget luar biasa.

“Kim Sera…adakah kata-kata terakhir yang ingin kau sampaikan pada oppamu, Kim Namjoon-ssi?”

Kim mendongak. Menatap Namjoon yang menatap kearah Jin. Mereka berdua terlihat terkejut dengan semua yang terjadi. Jin yang tiba-tiba mengarahkan moncong pistol tepat ke tubuh Namjoon, pengawal setianya.

“Sera-ssi…waktumu hanya terbatas, cepat katakan semua yang ingin kau katakan untuk oppamu yang tersayang…” Jin bersuara lagi. Ia tersenyum puas, melihat reaksi Namjoon dan Kim. “set…tul…” Jin menghitung mundur. Lalu…

 “hana…” Jin menarik pematik.

 DOR

 *** Venus dan Mars ***

Sera kecil, berteriak menyebut Namjoon. Kedua matanya bengkak, tidak berhenti menangis. Suster mencoba untuk menenangkan Sera, menyebut nama Sera berulang kali. Gadis malang itu telah kehilangan orang yang dicintainya. Sera meraung hebat. Pemadam kebakaran belum menemukan Namjoon dan Jin yang terjebak kebakaran. Berjam-jam mencari tubuh mereka bahkan jasad mereka di dalam bangunan itu. Tapi keberadaan mereka seakan menghilang tanpa bekas.

 Sementara itu, waktu di saat Sera diselamatkan oleh pemadam kebakaran. Namjoon dan Jin yang berkelahi di kelilingi kobaran api, melompat ke arah sungai yang mengalir di bawah bangunan bertingkat itu untuk menyelamatkan diri. Mereka hanyut di bawa arus sungai dan terpisah. Namjoon diselamatkan oleh seorang penduduk. Begitu pula dengan Jin. Namun karena wajah Jin terbakar, mengharuskan ia untuk menjadi orang lain. Kim Seokjin yang dulu kini beridentitas sebagai Hwang Jin. Jin berusaha untuk mendapatkan Sera kembali.

 Closing Song >> Alphabat – Attention

 *** To Be Continued ***

 Don’t Forget to RCL

21 thoughts on “Venus and Mars Chapter 3

  1. baru baca….. akhirnya baca juga kelanjutannya…. ini bagus banget… jalan cerita keren bgt beda sama yg lain… semoga author cepet lanjutinnya ya… figting author….

  2. Kenapa disaat seruserunya ada tulisan To Be Continue?!! Agrrr -___-”
    Oke makin kesini makin seru dan alurnya makin ga ketebak!
    Authornim.. Tolong dilanjutin cepet ya xD wkwkw, dipanjangin lagi :p
    Keep writing! Fighting!! Aku disini masih menunggu kelanjutannya 😀

  3. Authooorrr lanjutannya cepet dipost dongg. Ini ff keren banget sumpah! Ceritanya antimainstream!!!ihh pokonya aku suka aku suka!keep writing yaa thoor. Maaf klo aku ga nyelow hahah dan maaf juga bru komen di chap ini soalnya baru bikin blog nyaa. Buahaha *curhat

  4. Mianhae readers, aku belum bisa ngepost lanjutan ff ini secepatnya,, mohon untuk bersabar ya… T_T terimakasih untuk komen dan supportnya :’)

Leave a comment